ISTIQOMAH - PROFESIONAL - AMANAH

JANGAN MENYERAH... !!!



JANGAN MENYERAH ..... !!!
Oleh: AKBP Taufik Rohman, Drs. SH. MH.
“Betapa banyaknya orang sukses mendeklarkan dirinya setelah kegagalan?, bahkan tanpa disadari begitu banyak orang menemukan hot button-nya (jalur kehidupannya) setelah jatuh bangun dari kegagalan.....
Potensi dan Sifat Dasar Manusia :
1. AKU hendak jadikan kholifah di bumi [Al-Baqoroh: 30].
Ayat ini adalah suatu petunjuk yang dini sekali tentang kekhususan manusia sebagai salah satu makhluk ciptaan ALLAH. Kekhususan ini dilanjutkan pada pembuka ayat 31 surat Al-Baqoroh, "Dan kepada Adam diajarkan nama-nama segalanya":
2. Sesungguhnya Kami (Allah) telah menciptakan manusia dalam sebaik-baiknya bentuk [At-Tin: 4]
Manusia tidak hanya dianugerahi oleh Allah kekuatan AKAL, tetapi juga diberinya HATI dan KEINGINAN. Dalam kandungan ayat yang berikutnya (Al-Baqoroh:32), Malaikat “ternyata” hanya bisa menyebutkan benda-benda yang telah diajarkan Allah, dan tidak mampu mengembangkan kemampuannya selain yang diajarkan Allah. Sedangkan manusia bisa mengembangkan potensi akalnya… coba lihatlah perkembangan “bayi” manusia sejak lahir, yang tak berdaya dan tak berkemampuan apapun… maka dengan bantuan pengusahan, BAYI itu tumbuh menjadi manusia yang cerdas.. Dari sini dapat ditarik silogismenya bahwa manusia adalah mahluk yang berkemampuan untuk mengembangkan epistimologi, yang pada puncaknya tampil sebagai kemampuan membentuk konsep. Dengan kata lain persepsi manusia tentang sesuatu yang ditemuinya, bisa dihimpun sebagai konsepsi. Disini pula terletak dasar-dasar bagi manusia untuk tidak sekedar terikat pada tingkat kongkrit dalam kehidupannya, melainkan juga untuk mengembangkan kemampuannya bergaul dengan gagasan-gagasan, pemikiran-pemikiran, pengertian-pengertian, bahkan keyakinan-keyakinan yang abstrak.
3. Agar keinginan-keinginan manusia tidak membawanya kepada kesesatan, maka Allah memberinya pedoman dan petunujuk. ”ALQURAN ini adalah pedoman bagi manusia. Petunjuk dan rahmat bagi kaum yang meyakini” [Al-Jaatsiah:20]. Mulailah kemudian manusia bergulat dengan kehidupannya di dunia.
4. Sesungguhnya manusia diciptakan bersifat keluh kesah lagi kikir. Apabila ia ditimpa kesusahan, ia berkeluh kesah. Dan apabila ia mendapat kebaikan ia amat kikir (lupa bersyukur [Al-Ma’aarij: 19-21], padahal, Apa saja nikmat yang kamu peroleh adalah dari Allah, dan apa saja bencana yang menimpamu, maka dari (kesalahan) dirimu sendiri [An-Nisaa: 79].
Cobaan-Cobaan:
1. Dan masa-masa senang tidak senang (berhasil dan gagal) KAMI pergilirkan di antara manusia, dan agar Allah dapat membuktikan orang-orang yang benar-benar beriman dengan yang tidak (beriman) (Ali Imron:140).
Bagi mereka yang berhasil… bagaimana mereka menyikapi keberhasilannya? bagi yang gagal… bagaimana menerima kegagalan itu?
2. Tidak ada sesuatu musibahpun yang menimpa seseorang, kecuali dengan izin Allah. Dan barang siapa yang beriman kepada Allah, niscaya dia akan memberi pentunjuk kepada HATINYA. Dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu (At Taghaabun:11)
3. Kami jelaskan yang demikian itu supaya kamu jangan berduka cita terhadap apa yang luput dari kamu dan supaya kamu jangan terlalu gembira terhadap apa yang diberikan kepadamu. Dan Allah tidak menyukai setiap orang yang sombong lagi membanggakan diri (Al Hadid:23)
Sikap Menghadapi Cobaan:
1. Dan bersabarlah dalam menunggu ketetapan Tuhanmu, maka sesungguhnya kamu selalu dalam penglihatan KAMI dan bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu. Ketika kamu bangun berdiri dan bertasbih kepadaNya pada beberapa saat di malam hari dan waktu terbenamnya bintang-bintang [diwaktu fajar] (At Thuur:48-49).
2. Wahai orang-orang yang beriman, mintalah tolong kamu kepada Allah dengan sabar dan sholat. Karena sesungguhnya Allah bersama-sama orang yang sabar (Al Baqoroh: 153)
3. Barang siapa yang bertakwa kepada Allah, niscaya DIA akan mengadakan baginya jalan keluar dan memberikan rezeki dari arah yang tiada disangka-sangka (At Thalaq:2-3)
Tuhan Menyentuh Lewat Kegagalan:
Hidup memang tidak mudah, tapi juga tidak selalu sulit, hidup tidak seindah ketika kita rindu dan jatuh cinta, tapi juga tak semuram mendung menjelang hujan. Tetapi yang jelas bahwa kegagalan memang membuat kita sedih, kecewa dan kadang menyakitkan. Tapi nanti dulu…. Adakah Tuhan berbuat sia-sia? Lalu untuk apa Tuhan menciptakan kegagalan bagi seorang anak manusia??
Cobalah cermati, betapa banyaknya orang sukses mendeklarkan dirinya setelah kegagalan?, bahkan tanpa disadari begitu banyak orang menemukan hot button-nya (jalur kehidupannya) setelah jatuh bangun dari kegagalan. Begitu banyaknya orang menjadi kuat karena kegagalan, begitu banyaknya orang menjadi arif dan bijak setelah kegagalan. Itulah cara Tuhan menyentuh manusia, maka bukalah pintu hatimu biarkan Tuhan mengajari dan memberikan kasih sayangnya, lewat kegagalan.
Ada hikmah di dalam setiap proses kegagalan atau kesulitan yang harus kita ambil sebagai pelajaran;
Pertama, menyadari dan mengakui bahwa kegagalan diterima sebagai konsekuensi aktualisasi diri yang keliru atau tidak maksimal, kemudian segera bangkit kembali memperbaiki diri.
Kedua, bahwa kegagalan adalah proses penguatan batin dan mental baginya, maka karenanya pondasinya adalah keikhlasan menerima akibat terburuk dari suatu kegagalan.
Ketiga, bahwa kegagalan atau kesulitan adalah suatu niscaya (lumprah), oleh karena itu kegagalan dan kesulitan harus dapat dihayati dan dinikmati, agar nilai-nilai sosial kita tumbuh sebagai akibat dari kekuatan menerima kegagalan, kemudian kelak menjadi pribadi agung yang menumbuhkan energi empati bagi kegagalan dan kesulitan orang lain.
Tapi kenapa ada lagu sendu berjudul, “gagal dan gagal lagi”? perbedaannya antara orang berhasil dengan orang yang tidak berhasil (gagal) bukan pada apakah mereka membuat kesalahan, atau bahkan gagal untuk sementara waktu. Tetapi perbedaannya pada bagaimana mereka merespon, menyikapi dan mengambil pelajaran dari sukses dan gagal itu.
Yakinlah bahwa kesulitan dan kegagalan adalah cara Tuhan menyentuh dan mengajari kita. Bahkan Tuhan selalu memberi kita kesempatan untuk menanam benih cinta, kasih dan sayang kepada orang-orang yang gagal disekitar kita, orang-orang yang sedih, marah, kecewa, putus asa, dan juga kepada mereka yang tersesat, lalai dan lari dari kenyataan hidupnya, lari dari fitrahnya sebagai manusia yang selalu diuji oleh Allah dengan keberhasilan dan kegagalan. Disinilah kita memaknai manusia sebagai mahluk sosial.
Tuhan menyentuh kita setiap saat... tapi saya khawatir jangan-jangan kita tidak merasakan kehadiran-Nya ???... [Pamen Polri Polda Jabar]

2 Comments:

  1. Muhammad Fakhrial Zld said...
    artikelnya sangat bagus komandan..
    Allah menyentuh lewat cobaan..
    salam kenal komandan dari Briptu Muhammad Fakhrial polda kalsel.
    Kirana Velomobile said...
    mohon ijin share pak taufik

Post a Comment



Designer: Douglas Bowman | Dimodifikasi oleh Abdul Munir Original Posting Rounders 3 Column